Panduan Riset Produk untuk E-commerce

Bagi pelaku e-commerce, riset produk bukan sekadar mencari barang yang laku di pasaran. Proses ini adalah langkah strategis untuk memastikan produk yang dijual benar-benar sesuai permintaan pasar, punya margin keuntungan yang baik, dan mampu bersaing di tengah ketatnya persaingan online.

Tanpa riset produk yang matang, Anda berisiko menghabiskan modal untuk barang yang sulit dijual atau kalah bersaing dengan kompetitor. Artikel ini akan membahas panduan riset produk e-commerce yang bisa langsung Anda terapkan, baik untuk pemula maupun penjual berpengalaman.


Mengapa Riset Produk Itu Penting?

Riset produk membantu Anda:

  • Menemukan produk dengan permintaan tinggi.
  • Memastikan persaingan pasar yang sehat (tidak terlalu jenuh).
  • Menentukan harga jual kompetitif dengan margin yang menguntungkan.
  • Mengidentifikasi tren yang bisa dimanfaatkan untuk promosi.

Dengan kata lain, riset produk adalah pondasi sebelum Anda memulai atau menambah lini produk di toko online.


Menentukan Target Pasar

Sebelum mencari produk, tentukan dulu siapa target pasar Anda. Ini akan mempengaruhi jenis produk yang dipilih, strategi pemasaran, hingga penentuan harga.

Faktor yang perlu dianalisis:

  • Demografi: usia, gender, lokasi, dan pendapatan.
  • Minat & gaya hidup: apa yang mereka butuhkan dan sukai.
  • Perilaku belanja online: platform favorit, metode pembayaran yang sering digunakan, dan waktu mereka aktif belanja.

Semakin spesifik target pasar Anda, semakin mudah menemukan produk yang tepat.


Menggunakan Data dari Marketplace

Marketplace besar seperti Tokopedia, Shopee, dan Lazada menyediakan data penjualan yang bisa dimanfaatkan untuk riset produk. Anda bisa:

  • Melihat daftar produk terlaris di kategori tertentu.
  • Mengecek ulasan pelanggan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk.
  • Memperhatikan harga jual rata-rata di pasaran.

Tips tambahan: fokus pada produk yang punya penjualan stabil, bukan hanya musiman.


Google Trends adalah tool gratis yang menunjukkan seberapa banyak orang mencari kata kunci tertentu dalam periode waktu tertentu.

Cara memanfaatkannya:

  1. Masukkan kata kunci produk.
  2. Lihat grafik pencarian dalam 12 bulan terakhir.
  3. Pastikan trennya naik atau stabil, bukan menurun.

Google Trends juga membantu melihat perbedaan minat produk di tiap wilayah, sehingga Anda bisa menargetkan promosi secara lebih spesifik.


Menggunakan Tools Riset Produk

Selain Google Trends, ada banyak tools riset produk yang bisa digunakan untuk e-commerce, seperti:

  • SEMrush – Untuk analisis kata kunci dan kompetitor.
  • Ahrefs – Untuk riset keyword dan backlink.
  • Seller Center Insights (Shopee/Tokopedia) – Untuk analisis data penjualan di platform.
  • Jungle Scout – Fokus pada riset produk di Amazon.

Dengan tools ini, Anda bisa menghemat waktu sekaligus mendapatkan data yang lebih akurat.


Menganalisis Kompetitor

Kompetitor bisa menjadi sumber informasi yang sangat berharga. Caranya:

  • Kunjungi toko online mereka di marketplace atau website.
  • Catat produk yang laris, strategi harga, dan desain kemasan.
  • Perhatikan cara mereka mempromosikan produk di media sosial.

Dari sini, Anda bisa belajar kelebihan yang bisa ditiru dan kelemahan yang bisa dijadikan peluang.


Menghitung Potensi Keuntungan

Produk yang laku belum tentu menguntungkan. Pastikan Anda menghitung:

  • Harga beli dari supplier.
  • Biaya pengiriman (termasuk ongkos kirim ke pelanggan).
  • Biaya iklan dan promosi.
  • Potensi biaya retur atau garansi.

Setelah semua dihitung, pastikan margin keuntungan tetap masuk akal dan layak untuk dijalankan.


Menguji Pasar dengan Soft Launching

Sebelum memesan stok dalam jumlah besar, lakukan soft launching:

  • Jual dalam jumlah terbatas.
  • Lihat respon pasar dan tingkat penjualan.
  • Kumpulkan feedback dari pembeli.

Dengan cara ini, Anda bisa meminimalkan risiko kerugian jika ternyata produk tidak sesuai ekspektasi pasar.


Memperhatikan Faktor Tren dan Musiman

Beberapa produk hanya laris pada periode tertentu, seperti peralatan sekolah di musim ajaran baru atau dekorasi Natal menjelang akhir tahun. Pastikan Anda mempertimbangkan faktor musiman agar stok tidak menumpuk di luar periode permintaan.