Kesalahan Umum dalam Memulai Usaha Online

Memulai usaha online memang terlihat mudah dan fleksibel. Tinggal posting produk, promosi di medsos, lalu tunggu order masuk—begitu bayangan banyak orang. Tapi kenyataannya, banyak pelaku usaha online pemula yang terjebak kesalahan-kesalahan umum yang sebenarnya bisa dihindari sejak awal.
Kalau kamu lagi di tahap awal membangun bisnis digital atau baru berencana buka toko online, penting banget buat tahu jebakan-jebakan ini. Artikel ini bakal bantu kamu mengenali dan menghindari kesalahan usaha online yang paling sering terjadi—supaya perjalanan bisnis kamu nggak mandek di tengah jalan.
1. Terlalu Fokus di Produk, Lupa Masalah Konsumen
Banyak orang yang memulai bisnis dari pertanyaan: “Saya mau jual apa?” Padahal, yang lebih tepat adalah: “Masalah apa yang bisa saya bantu selesaikan?”
Contoh kesalahan:
- Jual produk lucu tapi nggak ada urgensinya
- Meniru bisnis lain tanpa memahami siapa targetnya
- Fokus ke fitur, bukan manfaat
Solusi: Lakukan riset pasar kecil-kecilan. Coba wawancara, survei, atau lihat trend di media sosial dan marketplace.
2. Mengabaikan Branding Sejak Awal
Branding itu bukan cuma urusan logo dan warna, tapi soal persepsi. Sayangnya, banyak pemula yang asal-asalan dalam membangun identitas brand mereka.
Contoh kesalahan branding:
- Nama toko tidak konsisten di berbagai platform
- Desain feed IG berantakan dan nggak punya ciri khas
- Bio dan deskripsi produk yang asal tulis
Padahal branding yang rapi bisa ningkatin trust dan bikin bisnis kamu lebih mudah diingat.
3. Tidak Punya Perencanaan Keuangan
Meskipun usaha online bisa dimulai dengan modal kecil, bukan berarti kamu bisa asal jalan tanpa pencatatan. Banyak usaha online tumbang karena uang pribadi dan uang usaha tercampur.
Kesalahan umum:
- Nggak tahu modal awal dan balik modalnya kapan
- Semua uang hasil jualan langsung dipakai untuk kebutuhan pribadi
- Tidak punya anggaran untuk promosi atau iklan
Solusi: Gunakan aplikasi pencatatan sederhana seperti Catatan Keuangan, BukuWarung, atau Excel untuk tracking.
4. Tidak Konsisten Promosi
Banyak pelaku usaha online yang rajin posting di minggu pertama, lalu menghilang dua minggu kemudian. Padahal, promosi itu bukan soal “sering”, tapi soal konsistensi.
Tanda-tanda promosi yang nggak konsisten:
- Jadwal upload konten tidak teratur
- Tidak punya kalender promosi bulanan
- Cuma aktif pas ada promo atau diskon
Gunakan tools gratis seperti Trello atau Notion untuk bantu bikin konten plan mingguan.
5. Takut Pasang Harga Sesuai Value
Banyak pemula yang underpricing karena takut produk nggak laku. Padahal, harga murah belum tentu bikin orang beli, dan bisa merusak persepsi value produk kamu.
Kesalahan dalam penetapan harga:
- Nggak menghitung semua biaya (packing, iklan, tenaga)
- Nggak riset kompetitor
- Asal ikut harga pasar tanpa diferensiasi
Edukasi value produk kamu lewat konten dan testimoni, bukan sekadar harga.
6. Malas Bangun Database Pelanggan
Kalau kamu cuma bergantung ke followers atau algoritma platform, kamu rentan banget. Sekali engagement turun, jualan juga ikut turun.
Kesalahan umum:
- Nggak simpan data pelanggan
- Tidak follow-up pembeli lama
- Tidak punya sistem repeat order
Mulai bangun database via Google Form, spreadsheet, atau tools seperti Kirim.Email dan WhatsApp Broadcast.
7. Tidak Mau Belajar Hal Teknis Dasar
Meski kamu bisa hire orang lain, pemilik usaha tetap harus ngerti dasar-dasar teknis. Minimal soal:
- Cara optimasi foto produk
- Penulisan caption dan deskripsi yang menjual
- Penggunaan iklan digital sederhana
Nggak harus langsung expert. Cukup pahami konsep dasarnya biar nggak mudah dibohongi vendor atau jasa.
Usaha Online = Proses, Bukan Sulap
Memulai usaha online itu ibarat lari maraton, bukan sprint. Banyak tantangan di awal yang akan menguji konsistensi dan mindset kamu. Tapi, dengan menghindari kesalahan usaha online di atas, kamu sudah selangkah lebih siap daripada banyak pemula lain.