5 Kesalahan Umum dalam Digital Marketing dan Cara Menghindarinya

Digital marketing itu bisa jadi senjata ampuh buat memperluas jangkauan bisnis kamu. Tapi sayangnya, masih banyak pelaku usaha digital yang terjebak dalam pola pikir “asal posting”, “asal iklan”, atau “ikut tren aja” tanpa strategi yang jelas. Hasilnya? Capek promosi tiap hari, tapi hasilnya nggak sebanding.

Padahal kalau dipahami dengan benar, digital marketing bisa bantu kamu bangun brand, tarik pelanggan, dan jaga hubungan jangka panjang — asal nggak jatuh ke dalam kesalahan-kesalahan umum yang sering banget terjadi.

Nah, di artikel ini kita bahas 5 kesalahan digital marketing yang sering dilakukan oleh pemula (dan bahkan pelaku bisnis yang udah jalan), plus cara menghindarinya biar kamu bisa lebih hemat waktu, tenaga, dan anggaran.


1. Tidak Punya Strategi Konten yang Jelas

Banyak brand atau bisnis online yang hanya fokus posting setiap hari, tanpa tahu kenapa dan buat siapa konten itu dibuat. Padahal, tanpa strategi konten yang solid, kamu cuma buang-buang waktu.

Kenapa Ini Jadi Masalah:

  • Audiens bingung kamu jualan apa
  • Pesan brand jadi nggak konsisten
  • Susah evaluasi mana konten yang berhasil

Cara Menghindarinya:

  • Buat content pillar berdasarkan niche dan tujuan bisnismu (edukasi, branding, promo, testimoni)
  • Gunakan kalender konten biar rencana lebih rapi
  • Selalu sertakan Call to Action (CTA) yang mengarahkan audiens

Contoh: Kalau kamu punya brand skincare lokal, content pillar-nya bisa berupa tips merawat kulit, info bahan aktif, review pelanggan, dan behind the scene produksi.


2. Hanya Fokus ke Follower dan Like

Salah satu kesalahan digital marketing paling umum adalah terlalu fokus ke vanity metrics — alias angka yang terlihat keren, tapi nggak ngasih dampak langsung ke penjualan.

Dampaknya:

  • Kamu jadi stres karena “engagement turun”
  • Mulai ikut tren yang nggak relevan sama brand
  • Lupa membangun hubungan dengan audiens yang benar-benar potensial

Cara Menghindarinya:

  • Fokus ke engagement asli dan interaksi (komentar, DM, klik link)
  • Cek data performa konten: mana yang dapat respon paling organik?
  • Lihat konversi, bukan hanya jumlah view

Ingat, 1.000 follower yang tertarik dan aktif jauh lebih bernilai daripada 10.000 follower pasif.


3. Gagal Memahami Target Audiens

Bikin konten, caption, dan iklan tanpa tahu siapa yang mau kamu tuju = lempar jaring ke laut tapi nggak tahu ikannya di mana. Banyak bisnis jalan tanpa pernah riset siapa sebenarnya audiens mereka.

Dampaknya:

  • Pesan marketingmu nggak nyambung
  • Konten kamu sepi respon
  • Iklan boros karena salah target

Cara Menghindarinya:

  • Buat profil target audiens (usia, gender, minat, kebiasaan online, masalah yang mereka hadapi)
  • Gunakan polling di IG Story, survei kecil, atau riset hashtag untuk tahu apa yang mereka suka
  • Cek Insight platform: siapa yang sering lihat konten kamu?

Contoh: Jualan planner digital? Target kamu mungkin perempuan usia 20–35 tahun, aktif di Instagram, suka self-improvement & punya kebiasaan journaling.


4. Tidak Konsisten di Platform Digital

Pernah semangat posting setiap hari selama seminggu, lalu hilang sebulan? Ini salah satu penyakit klasik digital marketing: semangat di awal, tapi nggak punya sistem yang bikin kamu bisa sustain jangka panjang.

Efek Buruknya:

  • Algoritma platform jadi nggak optimal
  • Audiens lupa kamu siapa
  • Potensi reach dan growth terhambat

Cara Menghindarinya:

  • Buat sistem konten mingguan: misal 3x seminggu cukup asal konsisten
  • Gunakan tools bantu seperti Meta Business Suite, Buffer, atau Notion
  • Siapkan stok konten (batching content) supaya nggak panik tiap hari

Digital marketing bukan sprint, tapi marathon. Konsistensi lebih penting daripada frekuensi.


5. Tidak Analisa Data dan Cuma Tebak-tebakan

Kamu nggak akan tahu strategi mana yang berhasil kalau nggak pernah lihat datanya. Banyak bisnis digital asal coba ini itu, tapi nggak pernah analisa kenapa satu konten jalan dan yang lain flop.

Akibatnya:

  • Gagal evaluasi performa konten & iklan
  • Uang iklan habis tapi nggak tahu hasilnya
  • Konten stuck dan nggak berkembang

Cara Menghindarinya:

  • Cek Insight mingguan: reach, saves, klik link, share, dsb
  • Bandingkan performa tiap jenis konten
  • Gunakan UTM link kalau promosi di banyak channel
  • Simpan hasil analisa di Google Sheets atau Notion buat tracking

Dengan data, kamu bisa tahu apa yang disukai audiens dan apa yang bisa ditingkatkan.


Kesimpulannya? Digital Marketing Butuh Strategi, Bukan Sekadar Aktivitas

Melakukan digital marketing tanpa arah itu sama seperti jalan di tempat: sibuk, tapi nggak kemana-mana. Jangan terjebak di pola “asal aktif = pasti hasil”.

Mulailah dari:

  • Menentukan target audiens dan tujuan jelas
  • Merancang konten yang relevan & konsisten
  • Menganalisis data untuk terus perbaiki strategi

Kalau kamu ingin menghindari kesalahan-kesalahan di atas, jangan buru-buru. Fokus ke satu perbaikan dulu, lalu lanjutkan ke langkah berikutnya. Digital marketing itu dinamis, jadi terus belajar dan adaptasi.